Credit: Goodreads |
Roman klasik berbahasa melayu yang saya baca pertama kali, terlebih tidak tahu sebelumnya karya-karya Merari Siregar jadi lebih baik membaca dulu buku pertamanya yang berjudul Azab dan Sengsara.
Setelah membaca beberapa halaman saya dapati bahasa melayu yang tidak cukup saya mengerti, sebagian besar saya cukup paham makna-makna kalimat berbahasa melayu tersebut tapi semakin lama semakin membingungkan karena rangkaian kalimat yang jauh dari ejaan kalimat Bahasa Indonesia.
Berdasarkan resensi dari berbagai blog yang saya baca mengulas tentang novel ini, ternyata novel Azab dan sengsara sendiri adalah novel angkatan 1920 yang diterbitkan Balai Pustaka dalam rentang waktu yang sudah sangat lama untuk dibaca sekarang Azab dan Sengsara masih menjadi pilihan terbaik bagi yang ingin tahu lebih dalam mutiara sastra Indonesia yang berkilau pada zamannya.
Sinopsis singkat dari novel ini menceritakan tentang dua anak manusia dengan masing-masing nasib dan takdir dalam kehidupan mereka. Disebuah daerah bernama Sipirok Sumatera Utara, Aminu'ddin dan Mariamin masih sepupu an mereka telah bersahabat sejak kecil, hingga dewasa mereka saling jatuh cinta dan menginginkan suatu pernikahan namun ayah Aminu'ddin tidak menyetujui hal tersebut, Aminu'ddin dijodohkan dengan gadis lain sedangkan Mariamin menikah dengan pria lain.
Penyebab ayah Aminu'ddin tidak menyetujui pernikahan anaknya dengan Mariamin adalah karena perbedaan derajat sosial. Ayah Aminu'ddin adalah seorang terpandang dan kaya raya sedangkan Mariamin kebalikannya.
Ayah Mariamin mempunyai watak buruk semasa hidupnya, suka membuang harta dan boros, akibatnya semua harta bendanya habis untuk kesenangan sendiri anak dan istrinya hidup susah dan menjadi miskin.
Kehidupan Mariamin tidak berubah setelah menikah, bahkan semakin menderita mendapati bahwa suaminya seseorang yang bejat dan suka menyiksa nya secara batin dan fisik. Akhir dari kisah ini dimana Mariamin bertekad melarikan diri sari suaminya, setelah melapor ke polisi dan diputuskan lah bahwa suaminya harus membayar denda dan menceraikan Mariamin. Dalam keadaan sakit Mariamin pulang ke Sipirok dan akhirnya meninggal dunia di tanah kelahirannya.
Sastra Indonesia berupa roman-roman keluarga sangat diuntungkan dengan keadaan Indonesia di jaman lampau. Setiap daerah memiliki adat istiadat yang mengatur kehidupan manusia, secara garis besar itu lah yang disampaikan pada novel sastra klasik ini.
Perbedaan mencolok yang tak mungkin menyatukan dua manusia yang tengah saling mencintai yaitu tetap saja persoalan harta dan kedudukan. Azab dan Sengsara disamping memperlihatkan buruknya peraturan adat istiadat disebabkan suatu kesengsaraan yang menimpa Mariamin. Jika saja ayah Mariamin tidak berwatak buruk, dan suka menghabiskan harta mungkin keluarga Mariamin masih menjadi keluarga terpandang dan pernikahan dengan Aminu'ddin pun terlaksana, bahagialah mereka.
Namun apa yang di perbuat ayah Mariamin justru membuat kesengsaraan bagi Mariamin dan keluarganya. Ironis dan menyedihkan, pesan moral tersebut mampu dibawakan dengan baik oleh novel ini.
Sarat akan makna religi seolah menyampaikan pesan bahwa keburukan manusia akan berdampak buruk juga pada manusia lain, disini sangat jelas.
Unsur intristik lainnya novel ini banyak menggunakan majas metafora dan personifikasi dalam menggambarkan suatu keadaan sehingga cerita pun semakin dramatisir.
Comments
Post a Comment