Sebagai wanita yang lahir dan tumbuh dewasa di Indonesia tidak ada salahnya kita berikan seluruh cinta dan apresiasi dalam mencintai negeri sendiri. Terlebih begitu banyak pengaruh dari budaya luar yang kadang dapat menggoyahkan rasa nasionalisme kita terhadap bangsa tercinta, negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran baik dalam agama maupun berbudaya.
Agama dan Budaya, mungkinkah hal tersebut bisa disatukan? Taat beragama sekaligus memelihara budaya Indonesia yang telah mendarah daging sejak zaman nenek moyang. Bukankah itu jauh lebih baik?
Tidak ada salahnya juga mencintai budaya Indonesia, mengingat banyaknya pulau, suku, aneka ragam bahasa dan tradisi semua kultur yang tumpah ruah begitu ramai di Indonesia, semarak sekali Indonesia ini.
Namun semua itu bertolak belakang ketika mencoba menyandingkan budaya dengan agama dalam konteks yang berbeda. Perbandingan yang nyata itu bila salah satu terlihat lebih buruk dari yang lainnya.
Contohnya saja seperti puisi yang dibawakan oleh anak tertua sang proklamator Indonesia Ir. Soekarno, ibu Sukmawati Soekarno Putri dalam acara pagelaran busana ke 29 designer Ane Avantie.
Puisi tersebut tidak sekedar puisi tentang budaya Indonesia yang mengagungkan kecantikan wanita Indonesia dalam balutan kebaya dan sari konde tapi juga mensejajarkan level wanita Indonesia berkonde jauh lebih baik dan cantik dari pada hijab dan cadar wanita muslim.
Hmm..itu saja sudah membuat netizen ramai-ramai mengutuknya terlebih lagi di dalam puisi tersebut ibu Sukmawati juga merangkai kata-kata
" suara kidung ibu Indonesia lebih indah dari alunan suara adzan"
Waduh, Bu! Sungguh kontroversial!
Satu hal yang mungkin dilupakan ibu Sukmawati adalah perihal sensitif dan rentannya membicarakan tentang agama. Meskipun dengan dalil mengemukakan pendapat sendiri tetap saja semua yang berhubungan dengan agama itu adalah polemik yang selalu ramai diperbincangkan tak jarang terjadi adu argumen dan debat sengit.
Ya kali saja ibu Sukmawati juga lupa apa yang terjadi pada mantan gubernur DKI Jakarta yang akrab dipanggil Ahok itu perihal pendapat nya tentang salah satu ayat di dalam Al-Quran yang berujung dengan penistaan agama.
Mengutip kata-kata puisi ibu Sukmawati perihal dirinya tidak tahu tentang syariat Islam membuat kita semakin berpikir, bagaimana sampai ibu tidak tau?
Apa agamanya benar Islam?
Apa benar tidak tahu sama sekali jilbab? Cadar? Sholat? Puasa? Jadi selama hidup tidak tau sama sekali tentang Islam?
Mengejutkan kalau jawabannya memang tidak tahu sama sekali mengingat mendiang Pak Soekarno adalah salah satu tokoh Indonesia yang menjunjung tinggi nilai keislaman, pengetahuan dan relasi seputar Islam sangat luas bahkan raja Salman pun begitu mengagumi beliau sampai ke Indonesia kemarin pun sempat mencari-cari keturunan presiden pertama RI tersebut.
Tentu saja bukan begitu, ibu Sukmawati sendiri telah mengakui kesalahan dalam puisi tersebut, menurutnya apa yang disampaikan puisi tersebut tak lain hanya pendapat nya sebagai seorang budayawan. Tidak semua yang mengenakan jilbab dan cadar cantik, tidak semua suara azan menurutnya indah sebab masing-masing orang bisa bersuara bagus bisa juga sebaliknya.
It's just about personal opinion.
Dimana salah nya??
Salahnya ibu Sukmawati meledakkan bom tersebut di khalayak ramai yang lagi-lagi berujung pada hukum yang berupa penistaan agama, mungkin kalau puisi itu dibaca sendiri tidak ada satupun yang mendengar kejadian heboh seperti ini tidak akan terjadi.
Salahnya lagi adalah membandingkan budaya dengan sesuatu yang sudah punya harga mati tidak bisa diganggu gugat (ketentuan agama Islam) dengan situasi dan kondisi yang tidak dipahami oleh ibu Sukmawati di Indonesia.
Kenapa harus membanding kan kecantikan konde dengan cadar? Sudah tau perihal menutup aurat bagi wanita muslim itu hukum nya wajib!
Cantik atau tidak cantik bukan salah hijab, jilbab, cadar dan lainnya. Pokoknya sudah diwajibkan titik.
Lah sekarang kalau dibalik dengan mengatakan perempuan berkonde dan berkebaya terlihat kuno, tidak cantik bahkan membosankan juga menyakitkan to??
Kenapa tidak konde dengan gaya ala barat macam Taylor Swift, Lady Gaga, Selena Gomez, Rihanna? Atau konde versus K-Pop, SNSD, Red Velvet, Twice, Blackpink? Bukan kah itu terlihat jauh nasionalisme dikala anak-anak muda tengah keracunan budaya luar?
Palingan ibu Sukmawati hanya dapat serangan haters dari bias-bias mereka, setidaknya ga rumit seperti sekarang.
Comments
Post a Comment